Kamis, 23 Juni 2011

MATERI PELATIHAN DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA DIPERSEMBAHKAN UNTUK RELAWAN

MATERI PELATIHAN
DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA
DIPERSEMBAHKAN UNTUK
RELAWAN
Research and Development Team of The First Aid

PERTOLONGAN PERTAMA (PP)
Pengertian PP
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pelaku PP
Adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan PP
a. Menyelamatkan jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Dasar Hukum
Di Indonesia dasar hukum mengenai PPdan pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di negara maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam melakukan PP.
Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam pasal 531 KUHP yang berbunyi :
“Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,- . jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566”
pasal ini berlaku, bila pelaku PP dapat melakukan tanpa membahayakan keselamatan dirinya, dan orang lain.
Kewajiban Pelaku PP
a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya. Keselamatan
b. Dapat menjangkau penderita.
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
d. Meminta bantuan/rujukan.
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban.
f. Membantu pelaku PP lainnya.
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi-kan.

Beberapa Alat Perlindungan Diri yang Diperlukan Oleh Pelaku PP :
1. Sarung tangan lateks
2. Kacamata Pelindung
3. Baju Pelindung

4. Masker Penolong
5. Masker Resusitasi
6. Helm
Namun alat pelindung diri minimal bagi seorang pelaku PP adalah sarung tangan dan masker RJP.


SEKILAS MATERI PELATIHAN
BANTUAN HIDUP DASAR
DIPERSEMBAHKAN UNTUK
RELAWAN
Research and Development Team of The First Aid


Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan cara sederhana yang dapat mempertahankan hidup seseorang untuk sementara. Cara-cara ini adalah bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan pernafasan, dan bagaimana membantu mengalirkan darah ketempat yang penting dalam tubuh, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Langkah-langkah Penilaian dalam BHD
1. Penilaian keadaan
2. Penilaian dini
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat penderita
5. Pemeriksaan berkala atau lanjut
6. Pelaporan
Keterangan lebih lanjut ada di bawah ini :
1. Penilaian Keadaan :
1. Bagaimana Kondisi saat itu ?
2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?
3. Bagaimana mengatasinya ?
Ingat : Amankan diri sendiri terlebih dahulu !!!
2. Penilaian Dini :
a) Kesan Umum (Kasus Trauma atau Kasus Medis) :
Tentukan terlebih dahulu penderita adalah kasus trauma atau kasus medis.
Kasus trauma : kasus yang biasanya disebabkan oleh suatu ruda paksa yang mempunyai tanda-tanda yang jelas terlihat dan atau teraba. Misal perdarahan, patah tulang, penurunan kesadaran.
Kasus medis : kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa. Misal nyeri dada, sesak nafas.
b) Memeriksa respon (menentukan berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak)
Awas : Penderita sadar dan mengenali keberadaan, lingkungan serta waktu.
Suara : Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
Nyeri : Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan penolong.
Tidak respon : Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun.
c) Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik
1. Pasien dengan respon baik
Perhatikan pada saat penderita menjawab pertanyaan penolong. Adakah gangguan bersuara atau gangguan berbicara ?
2. Pasien yang tidak respon
Akan diterangkan lebih rinci pada materi praktek BHD
d) Menilai pernafasan
Setelah jalan nafas dipastikan terbuka dengan baik dan bersih maka penolong harus menentukan pernafasannya dengan cara teknik LDR (lihat, dengar dan rasakan). Bila korban tidak bernafas maka lakukan BHD & RJP.
e) Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat
Penolong harus menilai apakah jantung melakukan tugasnya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Pastikan denyutan jantung cukup baik dan tidak ada perdarahan yang membahayakan nyawa.
f) Hubungi bantuan
Apabila dirasakan perlu segeralah minta bantuan rujukan. Mintalah bantuan kepada orang lain untuk melakukannya atau lakukan sendiri.

3. Pemeriksaan Fisik
Penilaian terarah
Bertujuan agar penolong dapat melakukan penatalaksanaan yang terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Pemeriksaan terarah dibedakan berdasarkan kasus yang kita hadapi trauma atau medis.
Pada kasus trauma penilaian penderita harus lebih dititik beratkan pada hasil pemeriksaan fisik baik yang terarah sesuai keluhan utama penderita atau keterangan sakasi, mekanisme kejadian, atau setelah seluruh pemeriksaan fisik menyeluruh selesai dilakukan. Tanda vital diperiksa dan bila memungkinkan baru dilakukan wawancara untuk memperoleh riwayat penderita. Pada kasus medis pelaku PP harus memperoleh riwayat penderita terlebih dahulu baru dilanjutkan pemeriksaan fisik yang diperlukan serta mencari nilai tanda vital. Ini mengingat kasus medis umumnya hanya gejala saja yang dirasakan oleh penderita.
Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh penderita
a. Pemeriksan fisik merupakan pemeriksaan seluruh tubuh penderita. Tujuannya untuk menemukan berbagai tanda.
b. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan berurutan ( lihat, bandingkan kemudian raba), mulai dari ujung kepala – leher – dada – perut – punggung – panggul – anggota gerak bawah dan atas, namun dapat berubah sesuai kondisi penderita.
Pada penderita cedera harus dicari adanya :
1. Perubahan bentuk ( P )
2. Luka terbuka ( L )
3. Nyeri tekan ( N )
4. Bengkak ( B )

Tanda Fital
Parameter yang dikelompokkan dalam tanda fital adalah :
1. Denyut nadi normal
Bayi : 120 – 150 x/menit
Anak : 80 – 150 x/menit
Dewasa : 60 – 90 x/menit
2. Frekuensi pernafasan normal
Bayi : 25 - 50 x/menit
Anak : 15 – 30 x/menit
Dewasa : 12 – 20 x/menit
3. Suhu tubuh normal : 37oC
4. Tekanan darah normal (dewasa)
Sistolik : 100 – 140 mmHg
Diastolik : 60 – 90 mmHg
5. Kulit
Kondisi kulit : - lembab Warna kulit : - Biru
- Kering - pucat
- Berkeringat - merah
- kuning
- biru kehitaman

Paralatan yang digunakan untuk memeriksa tanda vital : Jam tangan, senter kecil, stetoskop, alat pengukur tekanan darah (Sfigmomanometer) dan alat tulis.
Denyut nadi dapat diperiksa di :
a. Leher (pembuluh nadi leher / A. Karotis)
b. Lengan atas (pembuluh nadi lengan atas / A. Brakialis) pada bayi
c. Pergelangan tangan (pembuluh nadi pergelangan tangan / A. Radialis)
d. Lipat paha (pembuluh nadi lipat paha / A. Femoralis)
4. iwayat penderita
Untuk memperoleh riwayat penderita secara rinci perlu dilakukan wawancara yang meliputi KOMPAK
K : Keluhan utama (gejala dan tanda)
O : Obat-obatan yang diminum
M : Makanan / minuman terakhir
P : Penyakit yang diderita
A : Alergi yang dialami
K : Kejadian yang dialami korban
Penolong tidak membuat diagnosa akan tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya.

5. Pemeriksaan berkala
Sebelum korban mendapatkan pertolongan medis pemeriksaan harus terus dilakukan (secara berkala). Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
a. Keadaan respon
b. Jalan nafas
c. Kondisi pernafasan (frekuensi dan kualitasnya)
d. Nadi penderita
e. Keadaan kulit
6. Pelaporan
Semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
a. Umur dan jenis kelammin penderita
b. Keluhan utama
c. Tingkat respon
d. Keadaan jalan nafas
e. Pernafasan
f. Sirkulasi
g. Pemeriksaan fisik yang penting
h. KOMPAK yang penting
i. Penatalaksanaan
j. Perkembangan lainnnya yang dianggap penting


MATERI PELATIHAN
PRAKTEK BHD & RJP
DIPERSEMBAHKAN UNTUK
RELAWAN
Research and Development Team of The First Aid

Urutan dalam melakukan pertolongan adalah KRABC (Keselamatan, Respon, Air way control, Breathing support, and Circulation).
Penolong tidak akan memberikan pertolongan jika membahayakan jiwa penolong sendiri.

Langkah-langkah dalam lomba
1. Sebelum masuk harus menanyakan apa kondisi aman untuk penolong dan korban ?
- Tanyakan bagaimana kejadiannya?
Sambil memakai APD (alat pelindung diri yaitu sarung tangan dan masker)
- Apa ada peralatan pertolongan? jika ya
- Apa aja ?
- Ada yang menghambat ? jika ya
- Bisa dipindahkan ? jika ya
- Apakah ada bahaya kelanjutan ? jika tidak
- Minta bantuan :”tolong panggilkan ambulan atau team kesehatan !”
- Jika semua sudah aman!
2. Periksa Respon (ASNT)
- Respon jauh ? jika idak
- Respon dekat ? jika tidak
- Respon nyeri ? jika tidak
- Di goyang ? jika tidak
3. Laksanakan Pengecekan
- Apa ada cidera spinal (leher)? jika tidak
- Buka jalan nafas dengan teknik tekan dahi dan angkat dagu
- Untuk memastikan apa korban bernafas, lakukan LDR (lihat, dengar dan rasakan. Dengan posisi pipi ke mulut, telinga ke hidung dan mata ke dada) namun sebelumnya cek mulut apa ada sumbatan ? jika ya
- Apa sumbatan kelihatan ? jika ya, maka ambil sumbatan dengan teknik sapuan. Jika sumbatan tidak kelihatan maka keluarkan dengan teknik Heimlick Manauver sampai sumbatan keluar
- Lalu tanyakan apa ada gerakan dada, hembusan dan desah ? jika tidak
4. Berikan tiupan spontan sebanyak 2x dlm 10 dtk pertama (Fu…Fu…)
- Apa nafas masuk ? jika tidak
- Reposisikan kembali
- Berikan lagi bantuan nafas spontan sebanyak 2x dlm 10 dtk dengan teknik tekan dahi dan angkat dagu
- Apa nafas masuk ? jika ya maka tanyakan apa ada nadi (sambil diperiksa nadi pada daerah karotis/leher) ? jika tidak ada
5. Lakukan RJP (resusitasi jantung paru) dengan mencari titik kompresi yaitu pada pertemuan dua tulang iga + 2 jari. Selanjutnya punggung tangan ditempelkan dan dikunci. Dilakukan sebanyak 4 siklus @ 15x pijatan, 2x tiupan dengan kedalaman 4 – 5 cm dan kecepatan 80 – 100x pijatan per menit.
- Hitungan :
1 2 3 4 5 1 2 3 4 puluh 1 2 3 4 belas Lalu berikan nafas buatan 2x dengan jarak 1,5 – 2 dtk. (Fu…Fu…) Ulangi sebanyak 4 siklus
- Kemudian cek nadi, apa ada ? jika tidak
- Lakukan lagi 8 siklus tanpa henti dengan hitungan yang sama, dan begitu seterusnya jika belum ada nadi dengan catatan tenaga penolong masih mampu.
- Bila nadi ada !!!
- Tanyakan apa ada nafas ? jika tidak
- Berikan nafas buatan sebanyak 12x per menit (atau 1 x per 5 dtk).
-
- Hitungan :
Fu 1 2 3 1 Fu 1 2 3 2 Fu 1 2 3 3 Fu…1 2 3 (6) Fu. (ulangi 1x lagi)
- Bila tdk ada nafas lagi, cek nadi, apa masih ada ? Jika tidak ada nadi lagi, maka lakukan RJP lagi
6. Bila ada hentakan nafas, lakukan cek tanda vital dalam hitungan 15 detik yaitu pengecekan :
- Nadi. Periksa pada karotis dan tanyakan jumlah dan kualitasnya (jumlah nadi normal untuk dewasa adalah 60-90x per menit)
- Nafas. Tanyakan jumlah dan kualitasnya (jumlah nafas normal untuk dewasa adalah 12–20x per menit)
- Suhu. (jika sama dengan penolong, maka berkisar antara 36 – 37oC. Jika sama dengan lingkungan berarti korban meninggal)
- Pupil mata?
7. Bila cek tanda vital sudah selesai, maka lakukan cek fisik/sekunder untuk menemukan adanya PNLB (perubahan bentuk, nyeri, luka dan bengkak)
- Dengan urutan ;
Kepala, rambut bawah, mata, telinga, hidung, mulut, leher (bila di leher tdk ada luka maka kepala dimiringkan kearah penolong untuk memperlancar jalan nafas)
Bahu, tulang selangka, dada, perut, pinggul (goyang dikit aja), tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pangkal kaki, punggung kaki, telapak kaki.
Lakukan GSS = gerakan, sensasi dan sirkulasi. (Ger– gerakan kakinya, Sen– dicubit pada kaki, Sir– cek nadi pada kaki).
- Cek WPK (waktu pengisian kapiler) pada kuku kaki (bila WPK <2dtk berarti baik)
- Cek bagian tangan :
Bahu, lengan atas, siku, lengan bawah, punggung tangan, telapak tangan, GSS dan WPK.
- Bila tidak ditemukan adanya PNLB, maka tubuh korban dimiringkan untuk mengecek tulang punggung.
- Bila dijumpai gejala dan tanda PNLB maka lakukan dengan prioritas penanganan : Perdarahan besar, gagal nafas, patah tulang, dan luka-luka.
Jika ada perdarahan tanyakan warna kulit dan warna darah, bagaimana cara darah keluar merembes atau memancar. Untuk memastikan adanya luka di kaki maka celana korban disobek. Jika terdapat luka, tanyakan berapa lebar dan kedalamannya ?
- Bila tdk ada kelainan (normal) maka tubuh korban dimiringkan stabil. Jangan lupa korban diperiksa kembali nafas dan nadinya. Untuk korban yang tidak parah setiap 15 menit sekali, tetapi untuk korban yang parah maka pemeriksaan dilakukan setiap 5 menit sekali.
- Sambil menunggu tim kesehatan yang datang atau ambulan, butlah pelaporan untuk korban dan rujukan ke dokter.


FLOW CART RESUSITASI
DIPERSEMBAHKAN UNTUK
RELAWAN
Research and Development Team of The First Aid

MATERI PELATIHAN
PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN
DIPERSEMBAHKAN UNTUK
RELAWAN
Research and Development Team of The First Aid

Penutup Luka
Bahan yang digunakan adalah Kasa Steril tidak boleh menggunakan kapas ataupun tissue. Fungsi dari penutup luka tersebuat adalah :
1. Mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi
3. Mempercepat penyembuhan, dan
4. Mengurangi nyeri.
Pembalut
Fungsi dari pembalut adalah untuk :
1. Untuk mempertahankan luka
2. Untuk menekan dan menghentikan perdarahan, dan
3. Untuk menopang tubuh yang cidera
Jenis Pembalut
Jenis-jenis pembalut antara lain adalah :
1. Pita gulung
2. Tabung (tubuler)
3. Penekan, dan
4. Mitella (kain segi tiga)
Pedoman Penutupan Luka dan Pembalutan
1. Bersihkan permukaan luka (kecuali ada perdarahan)
2. Tutup seluruh permukaan luka
3. Balut setelah perdarahan terhenti
4. Pembaklutan jangan terlalu kencang / longgar
5. Jangan menutupi ujung jari
6. Pembalutan ke arah jantung
7. Jangan membalut melingkari leher
8. Untuk khusus luka memar :
- Korban istirahatkan
- Lakukan kompres dingin
- Lakukan pembalutan tekan
- Kemudian tinggikan bagian yang cedera
Jenis Pembalut
Fungsi dari pembidaian adalah : untuk menstabilkan dan mengistirahatkan bagian yang cidera. Adapun tujuan dari pembiadaian adalah untuk :
1. Mencegah pergerakan
2. Mengurangi cidera baru
3. mengurangi rasa nyeri, dan
4. Mempercepat penyembuha.
Pedoman Pembidaian
1. Paparkan seluruh bagian yang cidera
2. Buka / bebaskan pakaian yang masih menutup luka
3. Periksa GSS (gerakan, sensasi, dan sirkulasi) sebelum membidai
4. Jangan merubah posisi korban
5. Jangan masukkan bagian tulang yang patah
6. Bidai mencakup dua sendi
7. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak
8. Ikatlah bidai dengan mitella yang cukup
9. Ikatan mulai dari sendi yang banyak bergerak – sendi diatas daerah cidera, kemudian
10. Cek lagi GSS.

2 komentar: